CNG.online: - Jakarta Wakil Ketua Umum PAN, Dradjad H.Wibowo, mengakui, pihaknya mendapat informasi soal kubu calon ketua umum Zulkifli Hasan akan mengerahkan peserta kongres partai di Bali, yang dibuka Sabtu (28/2) sore, untuk menolak laporan pertanggungjawaban (LPJ) pengurus DPP PAN 2010-2015 yang diketuai Hatta Rajasa.
"Iya memang ada rencana dari pihak Bang Zul untuk menolak LPJ," kata Dradjad, saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu (28/2).
Sebagai latar belakang, soal isu penolakan LPJ DPP PAN oleh peserta kongres pernah mengemuka di perjalanan politik partai itu. Itu terjadi terhadap kepengurusan PAN saat masih diketuai Soetrisno Bachir di periode 2005-2010. Saat itu, Soetrisno yang akhirnya memilih untuk tak membacakan LPK dan digantikan oleh sekjennya yang dijabat Zulkifli Hasan.
Sebelum kongres, sudah beredar kabar penolakan LPJ, dengan alasan sama seperti terjadi saat ini terhadap Hatta Rajasa, yakni kegagalan pengurus. Uniknya, saat kongres di Batam itu, selanjutnya Hatta Rajasa yang kemudian terpilih sebagai ketua umum.
Kini, menurut Dradjad, agak aneh bila LPJ hendak ditolak sebab PAN justru sedang merasakan prestasi tertinggi dari semua kepemimpinan partai sejak diawali Amien Rais.
"Lah PAN sekarang memiliki suara tertinggi dalam sejarah partai, kok LPJ ditolak," tegas Dradjad.
Sementara, Wakil Ketua Steering Committee (SC) Kongres PAN Bali, Viva Yoga Mauladi, ketika ditanya soal informasi beredar bahwa calon ketua umum Hatta Rajasa akan dijegal saat pemaparan LPJ, tak membantahnya. Menurut dia, hal demikian adalah bagian dari dinamika sebuah kongres. Hal penolakan atau persetujuan atas LPJ sangat tergantung pada suasana forum.
"Kongres itu sangat tergantung pada suara pengurus wilayah dan daerah, bukan suara DPP. Kita akan memotret bagaimana situasi. Ada skenario diterima atau ditolak, itu hal biasa kalau kongres partai manapun," kata Viva, saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu (28/2).
Viva tak menolak bahwa dalam konteks itu, para pemimpin sidang, termasuk keberpihakan mereka, akan juga menentukan.
"Siapa pemimpin sidang, nanti dipilih di kongres. Tergantung peserta kongres memilih siapa jadi pemimpin sidang,"
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lalu Kata Amien Rais: Saatnya Tinggalkan Masa Lalu. CNG.online: - Jakarta Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) PAN, Amien Rais, menyatakan bahwa seluruh kader partainya membutuhkan seorang pemimpin muda dan baru, sehingga membawa partai itu lebih modern dan sesuai kondisi aktual.
"Jangan sampai ketinggalan jaman," kata Amien di Bali, Sabtu (28/2).
Menurutnya, itu juga alasannya mendukung Zulkifli Hasan sebagai calon ketua umum dibanding kompetitor sekaligus incumbent Hatta Rajasa. Bagi Amien, sudah jelas bila Zulkifli berusia lebih muda dibanding Hatta.
Dia melanjutkan PAN harus beranjak dari posisinya saat ini yang belum pernah bertengger di posisi tiga besar parpol nasional. Untuk mencapai tujuan itu, harus dilakikan sejumlah penyesuaian kebijakan termasuk AD/ART.
Amien juga menilai perlu ada perubahan di PAN dengan menggalakkan reunifikasi agar semua kelompok bisa bersatu. Dengan reunifikasi, semua pergesekan serta perbedaan opini diantara kader PAN bisa dihilangkan.
"Saatnya PAN mengatakan selamat tinggal masa lalu," kata Amien, yang berarti mendorong kepemimpinan baru di bawah Zulkifli Hasan.
"Iya memang ada rencana dari pihak Bang Zul untuk menolak LPJ," kata Dradjad, saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu (28/2).
Sebagai latar belakang, soal isu penolakan LPJ DPP PAN oleh peserta kongres pernah mengemuka di perjalanan politik partai itu. Itu terjadi terhadap kepengurusan PAN saat masih diketuai Soetrisno Bachir di periode 2005-2010. Saat itu, Soetrisno yang akhirnya memilih untuk tak membacakan LPK dan digantikan oleh sekjennya yang dijabat Zulkifli Hasan.
Sebelum kongres, sudah beredar kabar penolakan LPJ, dengan alasan sama seperti terjadi saat ini terhadap Hatta Rajasa, yakni kegagalan pengurus. Uniknya, saat kongres di Batam itu, selanjutnya Hatta Rajasa yang kemudian terpilih sebagai ketua umum.
Kini, menurut Dradjad, agak aneh bila LPJ hendak ditolak sebab PAN justru sedang merasakan prestasi tertinggi dari semua kepemimpinan partai sejak diawali Amien Rais.
"Lah PAN sekarang memiliki suara tertinggi dalam sejarah partai, kok LPJ ditolak," tegas Dradjad.
Sementara, Wakil Ketua Steering Committee (SC) Kongres PAN Bali, Viva Yoga Mauladi, ketika ditanya soal informasi beredar bahwa calon ketua umum Hatta Rajasa akan dijegal saat pemaparan LPJ, tak membantahnya. Menurut dia, hal demikian adalah bagian dari dinamika sebuah kongres. Hal penolakan atau persetujuan atas LPJ sangat tergantung pada suasana forum.
"Kongres itu sangat tergantung pada suara pengurus wilayah dan daerah, bukan suara DPP. Kita akan memotret bagaimana situasi. Ada skenario diterima atau ditolak, itu hal biasa kalau kongres partai manapun," kata Viva, saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu (28/2).
Viva tak menolak bahwa dalam konteks itu, para pemimpin sidang, termasuk keberpihakan mereka, akan juga menentukan.
"Siapa pemimpin sidang, nanti dipilih di kongres. Tergantung peserta kongres memilih siapa jadi pemimpin sidang,"
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lalu Kata Amien Rais: Saatnya Tinggalkan Masa Lalu. CNG.online: - Jakarta Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) PAN, Amien Rais, menyatakan bahwa seluruh kader partainya membutuhkan seorang pemimpin muda dan baru, sehingga membawa partai itu lebih modern dan sesuai kondisi aktual.
"Jangan sampai ketinggalan jaman," kata Amien di Bali, Sabtu (28/2).
Menurutnya, itu juga alasannya mendukung Zulkifli Hasan sebagai calon ketua umum dibanding kompetitor sekaligus incumbent Hatta Rajasa. Bagi Amien, sudah jelas bila Zulkifli berusia lebih muda dibanding Hatta.
Dia melanjutkan PAN harus beranjak dari posisinya saat ini yang belum pernah bertengger di posisi tiga besar parpol nasional. Untuk mencapai tujuan itu, harus dilakikan sejumlah penyesuaian kebijakan termasuk AD/ART.
Amien juga menilai perlu ada perubahan di PAN dengan menggalakkan reunifikasi agar semua kelompok bisa bersatu. Dengan reunifikasi, semua pergesekan serta perbedaan opini diantara kader PAN bisa dihilangkan.
"Saatnya PAN mengatakan selamat tinggal masa lalu," kata Amien, yang berarti mendorong kepemimpinan baru di bawah Zulkifli Hasan.